Seorang teman dari suami saya suatu ketika pada dahulu kala tanpa basa-basi pernah berkata pada suami saya, "Istrimu itu aneh. Kamu masih muda, sukses lagi. Kamu bisa ceraikan istrimu dan menikah lagi." Mendengar cerita seperti itu apakah saya sakit hati? Uhlala... saya masih manusia normal. Hati saya terbuat dari daging dan darah, jelas sakit rasanya. Tapi pada akhirnya masih mampu bersyukur, paling tidak hati ini tidak terbuat dari batu seperti orang yang menasehati suami saya tadi. Lebih bersyukur lagi karena setelah kejadian itu, suami saya memilih untuk tidak berkawan lagi dengan temannya yang "bijak" tadi.
Sempat merasa marah. Saya ini hidup baik-baik jadi seorang istri dan ibu, siapakah yang tega mengatakan hal itu?
Yah, itulah hidup. Begitu penuh cobaan. Masalah satu selesai, datang masalah yang lain. Kadang datangnya malah bebarengan seperti mau arisan.
Kita memang tidak pernah meminta masalah datang, tapi hidup tanpa masalah itu bagaikan sekolah tanpa pelajaran.
Jadi seorang istri dan ibu...
Mau setajir apapun sampai kita melintir. Mau secerdas apapun sampai kalau kita ngomong dengan bahasa tingkat tinggi, orang nggak akan paham. Mau secantik apapun, sampai orang bingung... ini orang apa boneka... Pergumulan itu selalu ada.
Masalah tidak memandang kaya atau miskin, pintar atau bodoh, cantik maupun tidak cantik.
Masalah menerpa setiap orang.
Masalah terbesar yang dipikirkan seorang ibu adalah selalu tentang anak-anaknya
Anak nggak mau makan.
Anak sakit-sakitan.
Anak nakal sedikit, gurunya sekolah demen banget ngirim pesen suruh dateng ke sekolah.
Anak beranjak gede yang nggak mau lepas dari hape. Yang sudah mulai pacaran, dan ini dan itu.
Pikiran yang selalu menghantui kalbu, "Kalau aku mati, gimana anak-anakku?"
Ibu selalu tampak riang di sosial media, tapi 24/7 ia selalu memikirkan anak-anaknya. Terkadang ia tidak perlu bekerja secara fisik, tapi pikirannya tidak pernah berhenti.
Kemudian ada prahara rumah tangga yang macamnya begitu banyak, ada masalah ekonomi, atau masalah dengan mertua. Belum kalau punya masalah dengan tetangga atau punya teman-teman pergaulan yang tidak memberikan pengaruh positif seperti kejadian nyata di atas tadi.
Oh sadarkah? Kalau ibu tidak sabar, kuat, dan tegar... jangankan menyelamatkan keluarganya, ia tidak akan mampu menyelamatkan dirinya sendiri. Bagaimana bisa... belum-belum ia sudah keok tak tahan banting.
Pernahkah berkata pada diri sendiri,
"Saya ini sudah melakukan semua kewajiban saya dengan baik. Pergi keluar rumah hanya untuk antar anak sekolah. Selebihnya ada di rumah urus anak dan rumah. Setia, rajin, serba bisa... Kenapa hidup tidak berpihak pada saya?"
Atau pernahkah membatin,
"Mati-matian saya banting tulang bantu cari nafkah, ternyata saya dikhianati. Salah saya apa?"
Itu namanya mengasihani diri sendiri.
Bangkitlah dan tetap kuat.
Mau jadi terpuruk dan pahit, atau mau bangkit dan tetap bersinar itu pilihan. Sudah terlalu banyak orang yang pahit di dunia ini, kita mau jadi yang seperti apa?
Kalau kita sudah melakukan semua kewajiban kita sebagai istri dan ibu yang baik walaupun tidak sempurna, yang lain-lainnya adalah urusan mereka dengan Tuhan. Sebagai istri dan ibu yang bijak kita berusaha mencari solusi yang ada, and then let God do the rest.
Istirahatlah... jangan lupa untuk beristirahat sejenak. Mencerna dan meresapi kebaikan hidup ini barang beberapa saat, seperti udara yang bersih, tubuh yang tidak sakit, dan bahwa kita masih bisa makan setiap hari.
Terkadang ada yang lebih indah daripada sekedar mengharapkan rumah tangga yang sempurna, anak-anak yang sempurna, rumah yang sempurna, teman-teman yang sempurna, karya yang sempurna, apalagi hal-hal similikiti yang sempurna macam tas, baju, atau jam tangan yang sempurna.
Kadang-kadang masalah itu bukan datang dari luar, tapi masalah itu adalah tentang memerangi diri sendiri.
Seorang istri dan ibu yang sadar bahwa dirinya tidak sempurna namun bisa menerima dirinya sendiri, selalu mengucap syukur, rajin, kuat, dan tegar... ia akan tampak cantik dalam ketidaksempurnaannya.
Dan ketika masalah datang tak diundang, ia bisa tetap kuat bagaikan seorang ksatria wanita.
Let's make broken look beautiful and strong look invincible.
Emak Rahel Yosi Ritonga 💋
sumber: https://www.facebook.com/rahelyosi.ritonga/posts/10211680806595401
0 comments